Minggu, 22 Juni 2008

�Sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menuntun menuju surga. Dan sungguh jika seseorang selalu jujur, dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu membawa kepada perbuatan dosa, dan sesungguhnya perbuatan dosa itu mengantarkan ke neraka. Dan sungguh jika seseorang senantiasa berbohong, maka dia akan ditulis sebagai pendusta di sisi Allah.� (Muttafaq Alaih dari Ibnu Mas�ud)
Dunia ini memang sebuah tempat yang menurut saya cukup unik dengan berbagai perbedaan karakter manusia dan pola tingkah laku yang berbeda pula antara satu dengan yang lainnya. Demikian pula dengan dunia cyber, beberapa kali saya mengalami hal yang cukup mengherankan saat berkomunikasi dengan orang lain di dunia cyber. Sedikit banyak hal tersebut memang mempengaruhi suasana hati dan cara berfikir selanjutnya.
Beberapa minggu yang lalu, ada seseorang yang bertanya tentang satu hal, dan saya pun menjawab dengan yang sebenarnya pula. Selanjutnya ada pernyataan yang menurut saya itu menunjukkan sebuah sikap ketidakpercayaan. Wallahua�lam, setelah diklarifikasi ternyata hanya salah faham saja. Entahlah, apa saya yang terlalu berfikir negatif atau memang demikian adanya. Kemudian pernah juga ketika ada conference diskusi bersama, walaupun saya sudah mengaku sebagai muslimah, tetap saja masih tidak percaya dan menyangka bahwa saya adalah seorang lelaki sampai-sampai disuruh bersuara di voice chat. Tentu saja saya tidak mau karena saya memang tidak suka jika harus menggunakan voice chat di depan umum, apalagi campur antara laki-laki dan perempuan. Nah, beberapa hari yang lalu ada lagi seseorang yang tidak percaya tentang suatu hal pula, sampai saya disuruh untuk membuktikan kebenarannya.
Setelah tiga kejadian itu, saya jadi semakin heran dengan apa yang terjadi hingga muncul pertanyaan-pertanyaan dalam diri saya yang sebetulnya tidak perlu untuk dijawab.
�Sudah begitu luar biasanyakah kebohongan di dunia ini hingga sebuah kejujuran pun masih juga diragukan?��Sudah begitu tipiskah arti �seorang muslim� di dunia ini hingga nilai-nilai yang dibawa menjadi sesuatu yang tidak mungkin?��Sudah tak ada lagikah manusia jujur di dunia ini hingga kejujuran pun menjadi sesuatu yang �aneh�?�
Pertanyaan itu hanya saya simpan saja di dalam hati, namun karena tiga kejadian itu saya merasa sangat sedih sebab seakan-akan diri kita adalah seseorang yang tidak berkata benar atau dengan kata lain ketidakpercayaan orang lain pada diri kita menimbulkan persepsi bahwa kita tengah berbohong. Saya tidak tahu benar atau tidak yang saya fikirkan ini. Kalau saudara ditanya dengan pertanyaan seperti ini �Benarkah apa yang anda katakan?� atau �Saya tidak percaya sebelum anda membuktikannya dan saya melihat dengan mata kepala sendiri�. Bagaimana persepsi saudara tentang pertanyaan tersebut? Apa terlalu berlebihan jika saya memaknainya dengan suatu bentuk ketidakpercayaan? Entahlah, hanya Allah saja yang tahu. Mungkin memang benar bahwasanya saya terlalu berprasangka buruk. Wallahua�lam.
�Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain…..� (QS. Al-Hujurat : 12)
Bagi saya, jika kita mengaku sebagai seorang �Muslim� maka kejujuran adalah hal utama yang menjadi sifat dasar manusia. Apalagi jika kita mengaku sebagai seorang �Mukmin� atau orang yang beriman, maka kejujuran adalah hal yang harus senantiasa kita tanamkan dalam diri. Rasulullah sallallahu �alaihi wasallam sendiri saja sejak kecil sudah menjadi orang yang jujur, bahkan saat dewasa pun seluruh masyarakat Mekkah mengenalnya sebagai orang yang benar dan dapat dipercaya. Sepatutnya kita meniru beliau yang selalu menegakkan sifat jujur dalam hidupnya.
Bagi saya pribadi, dalam berkomunikasi di manapun kita, kejujuran adalah sesuatu yang sangat penting. Arti jujur bagi saya adalah bagaimana kita selalu berkata benar walaupun tidak harus membicarakan berbagai hal tentang diri kita atau tentang diri orang lain secara mendetail hingga hal yang amat pribadi. Jujur juga bermakna bahwa kita adalah sosok yang dapat dipercaya oleh orang lain sehingga nilai-nilai keislaman dapat dirasakan melalui diri kita. Menurut saya, suatu kebohongan atau dustaan hanyalah akan menimbulkan keburukan, seperti yang Allah firmankan di dalam suratNya :
�Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta� (QS. Adz-Dzaariyaat : 10)�Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa� (QS. Al-Jaatsiyah : 7)�Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta� (QS. An-Nahl : 105)
Dua hari yang lalu saya pernah curhat ke seorang �mbak� di chat, saya ceritakan tentang masalah ketidakpercayaan itu. Lalu dengan sederhana ia menjawabnya dan hikmah yang saya ambil adalah bahwa ketika kita sudah berkata benar, maka menjadi hak orang lain untuk percaya atau tidak. Cukup Allah saja yang menjadi saksi bahwa kita berkata benar. Orang lain sampai sulit percaya satu sama lain bisa jadi dikarenakan bahwa dia sering menjumpai orang-orang yang suka berkata tidak jujur atau bisa jadi pula karena dia sering berlaku tidak jujur. Makanya kita tidak perlu bersedih atau bersusah diri, cukup berfikir positif saja terhadap apa yang ada.
Subhanallah, kesedihan saya seketika sirna karena nasihatnya. Ya, satu yang saya lupakan, bahwa Allah lebih tahu apa yang kita kerjakan dan kita tidak perlu bersusah hati tatkala penilaian makhluk tentang diri kita buruk walaupun kita sudah berkata jujur, karena Allah lebih mengetahui semuanya dibanding kita. Saya pernah membaca sebuah buku yang di dalamnya dikatakan �Jangan merasa menjadi seorang yang benar-benar mukmin jika ternyata keimanan anda masih banyak kekurangannya. Apalah artinya merasa sebagai muslim sejati, jika praktiknya anda belum menjadi muslim yang sebenarnya.� Saya cukup tertohok dengan pernyataan tersebut dan kemudian berfikir ulang tentang sifat-sifat yang selama ini ada pada diri. Kita merasa diri kita jujur, tapi di lain sisi kita sering berprasangka negatif terhadap saudara kita. Kita merasa telah berlaku benar, tapi di lain sisi ternyata kita terlalu memperhatikan penilaian orang. Astaghfirullah
Benarkah kita sudah jujur pada diri kita? Jujur bahwa sisi lain kita ternyata masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Begitulah manusia, selalu saja melihat keburukan orang lain tanpa melihat keburukan diri sendiri. Betapa pentingnya kejujuran, karena ketika seseorang tidak jujur sekali saja dalam hidupnya, orang lain sampai kapanpun akan meragukan apa yang dikatakannya. Tetapi ketika kita dari awal selalu berusaha jujur namun orang lain masih meragukan kita, maka cukuplah Allah saja yang menilai semuanya dan mari kita berfikir positif terhadap orang lain.
NB : Maaf kalau sudah berfikir negatif. Semoga kita dijauhkan oleh Allah dari sifat-sifat tercela, dan senantiasa menjunjung tinggi kejujuran di mana pun kita berada. Amin.
Created by : hanan2jahid. 190706. malam 09.00 wib. La Tahzan. :)

Arti Sebuah Kejujuran

Sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menuntun menuju surga. Dan sungguh jika seseorang selalu jujur, dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu membawa kepada perbuatan dosa, dan sesungguhnya perbuatan dosa itu mengantarkan ke neraka. Dan sungguh jika seseorang senantiasa berbohong, maka dia akan ditulis sebagai pendusta di sisi Allah.� (Muttafaq Alaih dari Ibnu Mas�ud)
Dunia ini memang sebuah tempat yang menurut saya cukup unik dengan berbagai perbedaan karakter manusia dan pola tingkah laku yang berbeda pula antara satu dengan yang lainnya. Demikian pula dengan dunia cyber, beberapa kali saya mengalami hal yang cukup mengherankan saat berkomunikasi dengan orang lain di dunia cyber. Sedikit banyak hal tersebut memang mempengaruhi suasana hati dan cara berfikir selanjutnya.
Beberapa minggu yang lalu, ada seseorang yang bertanya tentang satu hal, dan saya pun menjawab dengan yang sebenarnya pula. Selanjutnya ada pernyataan yang menurut saya itu menunjukkan sebuah sikap ketidakpercayaan. Wallahua�lam, setelah diklarifikasi ternyata hanya salah faham saja. Entahlah, apa saya yang terlalu berfikir negatif atau memang demikian adanya. Kemudian pernah juga ketika ada conference diskusi bersama, walaupun saya sudah mengaku sebagai muslimah, tetap saja masih tidak percaya dan menyangka bahwa saya adalah seorang lelaki sampai-sampai disuruh bersuara di voice chat. Tentu saja saya tidak mau karena saya memang tidak suka jika harus menggunakan voice chat di depan umum, apalagi campur antara laki-laki dan perempuan. Nah, beberapa hari yang lalu ada lagi seseorang yang tidak percaya tentang suatu hal pula, sampai saya disuruh untuk membuktikan kebenarannya.
Setelah tiga kejadian itu, saya jadi semakin heran dengan apa yang terjadi hingga muncul pertanyaan-pertanyaan dalam diri saya yang sebetulnya tidak perlu untuk dijawab.
�Sudah begitu luar biasanyakah kebohongan di dunia ini hingga sebuah kejujuran pun masih juga diragukan?��Sudah begitu tipiskah arti �seorang muslim� di dunia ini hingga nilai-nilai yang dibawa menjadi sesuatu yang tidak mungkin?��Sudah tak ada lagikah manusia jujur di dunia ini hingga kejujuran pun menjadi sesuatu yang �aneh�?�
Pertanyaan itu hanya saya simpan saja di dalam hati, namun karena tiga kejadian itu saya merasa sangat sedih sebab seakan-akan diri kita adalah seseorang yang tidak berkata benar atau dengan kata lain ketidakpercayaan orang lain pada diri kita menimbulkan persepsi bahwa kita tengah berbohong. Saya tidak tahu benar atau tidak yang saya fikirkan ini. Kalau saudara ditanya dengan pertanyaan seperti ini �Benarkah apa yang anda katakan?� atau �Saya tidak percaya sebelum anda membuktikannya dan saya melihat dengan mata kepala sendiri�. Bagaimana persepsi saudara tentang pertanyaan tersebut? Apa terlalu berlebihan jika saya memaknainya dengan suatu bentuk ketidakpercayaan? Entahlah, hanya Allah saja yang tahu. Mungkin memang benar bahwasanya saya terlalu berprasangka buruk. Wallahua�lam.
�Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain…..� (QS. Al-Hujurat : 12)
Bagi saya, jika kita mengaku sebagai seorang �Muslim� maka kejujuran adalah hal utama yang menjadi sifat dasar manusia. Apalagi jika kita mengaku sebagai seorang �Mukmin� atau orang yang beriman, maka kejujuran adalah hal yang harus senantiasa kita tanamkan dalam diri. Rasulullah sallallahu �alaihi wasallam sendiri saja sejak kecil sudah menjadi orang yang jujur, bahkan saat dewasa pun seluruh masyarakat Mekkah mengenalnya sebagai orang yang benar dan dapat dipercaya. Sepatutnya kita meniru beliau yang selalu menegakkan sifat jujur dalam hidupnya.
Bagi saya pribadi, dalam berkomunikasi di manapun kita, kejujuran adalah sesuatu yang sangat penting. Arti jujur bagi saya adalah bagaimana kita selalu berkata benar walaupun tidak harus membicarakan berbagai hal tentang diri kita atau tentang diri orang lain secara mendetail hingga hal yang amat pribadi. Jujur juga bermakna bahwa kita adalah sosok yang dapat dipercaya oleh orang lain sehingga nilai-nilai keislaman dapat dirasakan melalui diri kita. Menurut saya, suatu kebohongan atau dustaan hanyalah akan menimbulkan keburukan, seperti yang Allah firmankan di dalam suratNya :
�Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta� (QS. Adz-Dzaariyaat : 10)�Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa� (QS. Al-Jaatsiyah : 7)�Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta� (QS. An-Nahl : 105)
Dua hari yang lalu saya pernah curhat ke seorang �mbak� di chat, saya ceritakan tentang masalah ketidakpercayaan itu. Lalu dengan sederhana ia menjawabnya dan hikmah yang saya ambil adalah bahwa ketika kita sudah berkata benar, maka menjadi hak orang lain untuk percaya atau tidak. Cukup Allah saja yang menjadi saksi bahwa kita berkata benar. Orang lain sampai sulit percaya satu sama lain bisa jadi dikarenakan bahwa dia sering menjumpai orang-orang yang suka berkata tidak jujur atau bisa jadi pula karena dia sering berlaku tidak jujur. Makanya kita tidak perlu bersedih atau bersusah diri, cukup berfikir positif saja terhadap apa yang ada.
Subhanallah, kesedihan saya seketika sirna karena nasihatnya. Ya, satu yang saya lupakan, bahwa Allah lebih tahu apa yang kita kerjakan dan kita tidak perlu bersusah hati tatkala penilaian makhluk tentang diri kita buruk walaupun kita sudah berkata jujur, karena Allah lebih mengetahui semuanya dibanding kita. Saya pernah membaca sebuah buku yang di dalamnya dikatakan �Jangan merasa menjadi seorang yang benar-benar mukmin jika ternyata keimanan anda masih banyak kekurangannya. Apalah artinya merasa sebagai muslim sejati, jika praktiknya anda belum menjadi muslim yang sebenarnya.� Saya cukup tertohok dengan pernyataan tersebut dan kemudian berfikir ulang tentang sifat-sifat yang selama ini ada pada diri. Kita merasa diri kita jujur, tapi di lain sisi kita sering berprasangka negatif terhadap saudara kita. Kita merasa telah berlaku benar, tapi di lain sisi ternyata kita terlalu memperhatikan penilaian orang. Astaghfirullah
Benarkah kita sudah jujur pada diri kita? Jujur bahwa sisi lain kita ternyata masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Begitulah manusia, selalu saja melihat keburukan orang lain tanpa melihat keburukan diri sendiri. Betapa pentingnya kejujuran, karena ketika seseorang tidak jujur sekali saja dalam hidupnya, orang lain sampai kapanpun akan meragukan apa yang dikatakannya. Tetapi ketika kita dari awal selalu berusaha jujur namun orang lain masih meragukan kita, maka cukuplah Allah saja yang menilai semuanya dan mari kita berfikir positif terhadap orang lain.
NB : Maaf kalau sudah berfikir negatif. Semoga kita dijauhkan oleh Allah dari sifat-sifat tercela, dan senantiasa menjunjung tinggi kejujuran di mana pun kita berada. Amin.
Created by : hanan2jahid. 190706. malam 09.00 wib. La Tahzan. :)